Dapil 3 Dki Jakarta

Dapil 3 Dki Jakarta

Strategi partai di dapil Jakarta 3

Partai Hanura, misalnya, mengajukan Djafar Badjeber kader potensialnya yang menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi dan Politik DPP Partai Hanura sekaligus Ketua DPD Hanura DKI Jakarta. Nama Djafar bukan orang baru di pentas politik ibu kota Jakarta. Politisi senior ini adalah anggota DPRD DKI Jakarta periode 1987-2002 dari Fraksi PPP dan pernah menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Demikian pula dengan Partai Perindo yang mencalonkan anggota Dewan Pertimbangan Partai Perindo, Gondo Radityo Gambiro. Nama Gondo tercatat juga pernah menjadi anggota DPR periode 2009-2014 dari Partai Demokrat. Selain Gondo, Perindo juga mengajukan Wakil Sekjen Kartini Perindo Valencia Tanoesoedibjo dan presenter televisi Tjokro Utomo atau Tommy Tjokro.

Strategi serupa dilakukan PSI. Sejumlah kader potensial dicalonkan melalui dapil ini, seperti Wakil Dewan Pembina PSI Grace Natalie. Grace punya rekam jejak elektoral dapil ini karena pada Pemilu 2019 ia mendapat 179.949 suara. Perolehan suara ini membuat Grace menjadi peraih suara terbanyak dari dapil Jakarta 3 pada Pemilu 2019.

Namun, Grace belum beruntung lolos menjadi anggota DPR karena PSI belum memenuhi persyaratan ambang batas parlemen. Selain Grace, PSI juga mengajukan juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil, dan mantan pebulu tangkis dunia Harijanto Arbi.

Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyapa para kader menjelang berpidato dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Gelora Bung Karno, Jakarta, (22/8/2023). Grace mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 3.

Partai yang kehilangan kursi di pemilu terakhir dan belum berada dalam zona aman juga berupaya memaksimalkan suara. Partai Golkar mengajukan Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar. Ahmed Zaki punya modal pengalaman politik karena pernah menjadi anggota DPR dari Partai Golkar periode 2009-2013. Sesudah menjadi legislator, Ahmed Zaki kemudian menjabat Bupati Tangerang selama dua periode.

Selain Ahmed Zaki, Golkar juga mengajukan Erwin Aksa yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis.

Tokoh-tokoh nasional juga diajukan PPP dengan mengajukan Mayjen (Purn) Neno Hamriono yang saat ini menjadi Ketua Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat PPP. Selain itu, Neno juga pernah menjabat Deputi Badan Intelijen Negara (BIN) dan pernah menjadi Kepala BIN DKI Jakarta. Tokoh nasional lain yang diajukan PPP ialah Ketua Pendidikan dan Kebudayaan DPP PPP Ariza Agustina

Baca juga: Laga Para Petahana Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta 1

Strategi mengamankan satu kursi DPR juga dilakukan PAN. Hal ini mengingat peraih suara pada Pemilu 2019, yaitu Abraham ”Lulung” Lunggana, meninggal dunia. Kursi PAN kemudian diisi Dian Istiqomah melalui mekanisme penggantian antarwaktu (PAW) pada Januari 2022.

Untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan raihan kursi DPR, PAN mengajukan sejumlah caleg potensial, seperti pesohor Sigit Purnomo (Pasha Ungu) dan Melvy Noviza Z. Selain itu, PAN juga masih akan mengajukan Dian Istiqomah sebagai petahana caleg.

PANDE.co.id – Proses pemilihan legislatif untuk DPRD DKI Jakarta telah berakhir pada 14 Februari 2024 lalu.

Kini KPU dan KPUD sedang memasukkan data ke website yang mereka miliki agar publik dapat melihat perkembangan caleg (calon legislatif) mana yang akan terpilih.

Di Dapil DKI Jakarta 3 untuk DPRD DKI Jakarta, yang meliputi Kecamatan Penjaringan, Pademangan dan Tanjung Priok, kompetisi antar partai berlangsung ketat.

Berdasarkan hasil rekapitulasi dari web Pemilu2024.kpu.go.id yang telah diperbaharui pada 22 Februari 2024 pk 23.00 WIB (rampung 27,04%), redaksi Pande.co.id memprediksi akan ada 9 caleg dari 7 partai politik yang akan lolos dari daerah pemilihan ini.

Berikut adalah daftar partai dan caleg dari Dapil DKI Jakarta 3 yang diprediksi akan lolos ke DPRD DKI Jakarta.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) – 2 kursi Hj. Ida Mahmudah Brando Susanto

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) – 2 kursi H. Tri Waluyo, S.H. Hengky Wijaya

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) – 1 kursi Alief Bintang Haryadi

Partai Amanat Nasional (PAN) – 1 kursi Bebizie Sri Mulyati

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) – 1 kursi Bun Joi Phiau

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) – 1 kursi K.H. M. Subki, Lc.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) – 1 kursi H. Imamuddin

Namun begitu, hasil ini bisa saja berubah saat perhitungan KPUD DKI Jakarta telah rampung 100%.

Maka dari itu, diharapkan kepada seluruh warga Penjaringan, Pademangan dan Tanjung Priok untuk sabar menunggu hingga perhitungan usai.

Dari enam caleg, lima di antaranya, yakni Charles Honoris, Ahmad Sahroni, Adang Daradjatun, Effendi Simbolon, dan Darmadi Durianto, terpilih menjadi anggota DPR dalam Pemilu 2014 dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 3.

Sementara Rahayu Saraswati terpilih dari dapil Jawa Tengah 4 (Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Wonogiri). Baru pada 2019, Rahayu Saraswati berkontestasi di dapil DKI Jakarta 3 menggantikan kakaknya, Aryo Djojohadikusumo, yang terpilih pada Pemilu 2014 dari DKI Jakarta 3.

Namun, perjalanan para caleg petahana untuk bisa merebut kursi DPR dari dapil dengan jumlah calon pemilih sebanyak 3.011.028 orang itu diyakini tidak akan mudah. Apalagi di antara ratusan caleg baru, tak sedikit yang sudah memiliki modal popularitas, ditambah lagi disokong kapasitas yang memadai.

Sebut saja, misalnya, Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB),  yang ikut bersaing di dapil DKI Jakarta 3. Yusril selama ini dikenal sebagai pengacara dan pakar hukum tata negara. Dia juga pernah menjabat menteri di tiga era presiden, yaitu di era presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid, presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, dan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra

Ada pula Abraham Lunggana atau lebih dikenal dengan nama Haji Lulung, caleg Partai Amanat Nasional (PAN), yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Sebelumnya, Lulung lama menjadi bagian dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Selain itu, ada nama Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang pernah malang melintang sebagai jurnalis dan pembawa acara berita televisi.

”Persaingan di dapil DKI Jakarta 3 memang berat,” kata Grace saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (8/3/2019).

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie

Apalagi, sebagai ketua umum, dia mesti  membagi waktu antara mengurus dapil dan mesin partai secara nasional.

Kendati demikian, Grace tetap berusaha menyosialisasikan programnya, yakni melawan korupsi dan intoleransi kepada masyarakat di dapilnya. Dia pun intens bekerja sama dengan caleg DPRD DKI Jakarta yang juga maju dari PSI.

Ia melanjutkan, di sisa waktu kampanye, dirinya juga telah memetakan secara spesifik daerah-daerah yang memberikan respons positif pada program-program yang dikampanyekannya. Daerah dimaksud berada di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Daerah-daerah itu akan lebih intens didekati.

Adu Jaringan Politik dan Popularitas di Dapil Kaya

Selain tatap muka, Grace fokus bergerak di media sosial. Berbeda dengan kampanye partai lain, PSI memilih cara berkampanye yang unik. Hal itu terlihat dari unggahan video di akun pribadi Grace, @gracenat. ”Ini salah satu cara kami untuk menampilkan kampanye yang beda dari partai lain,” ucapnya.

Menurut dia, khusus di kota besar seperti Jakarta, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Hal itu terlihat dari sejumlah penelitian yang menyebutkan bahwa masyarakat perkotaan Indonesia dapat menghabiskan waktu 4-7 jam per hari berselancar di dunia maya.

Menyadari munculnya wajah-wajah baru yang tak bisa dipandang sebelah mata, petahana tidak berleha-leha.

Rahayu Saraswati atau akrab disapa Sara, misalnya, selain intens mengenalkan diri dengan turun langsung menemui masyarakat, juga intens kampanye di media sosial. Melalui akun Instagram @rahayusaraswati, Sara kerap mengunggah program kerja dan pandangannya terkait sejumlah isu sosial dan politik.

Dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta, Sara dengan jelas mengatakan bahwa media sosial penting bagi politisi untuk mendapatkan perhatian konstituen. ”Tantangan utama dan pertama bagi politisi, terutama yang maju sebagai caleg, adalah perlu diketahui dan dikenal orang sebelum menjabarkan visi-misi dan program kerja,” ujarnya.

Foto Charles Honoris diambil dari akun Instagram-nya.

Charles Honoris, caleg petahana, turut merambah media sosial Youtube. Dengan 1.000 subscriber di saluran Youtube pribadinya itu, Charles mengunggah video yang bercerita tentang sukarelawannya hingga video panduan pemilu serentak pada 17 April 2019.

Namun, kata Charles, dia tetap memprioritaskan kampanye tatap muka dengan para calon pemilih di dapil DKI Jakarta 3. Selain itu, ia juga menyosialisasikan dirinya melalui spanduk, poster, dan baliho di tiap sudut dapil.

Calon Anggota Legislatif Kian Intensifkan Kampanye Tatap Muka

”Politik itu dinamis. Apa saja bisa terjadi selama sisa masa kampanye (hingga 13 April 2019). Jadi, saya harus bekerja keras,” katanya.

Foto Ahmad Sahroni diambil dari akun Instagram-nya.

Sementara Ahmad Sahroni mencoba gaya baru dalam menyosialisasikan dirinya, yaitu melalui kanal Youtube milik Ria Ricis dan sejumlah Youtuber lain.

Meski demikian, anggota Komisi III DPR ini menyatakan, strategi untuk menarik pemilih di dapil 3 adalah turun langsung ke masyarakat.

Dapil DKI Jakarta 1, Wajah Lama Masih Bertahan?

Mengutip data dari Ahmad Sahroni Center (ASC), dia telah melakukan 129 kunjungan kepada masyarakat sebagai anggota DPR. Kunjungan itu dihitung sejak dirinya dilantik pada Oktober 2014. Kunjungan itu dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti reses, kunjungan kerja daerah pemilihan, dan sosialisasi empat pilar.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Charta Politika pada 18 Januari hingga 25 Januari 2019 dengan jumlah sampel 800 responden di setiap dapil di DKI Jakarta, nama-nama caleg petahana masih berpeluang besar untuk bisa terpilih kembali. Khusus di DKI Jakarta 3, caleg petahana itu misalnya Charles Honoris, Darmadi Durianto, dan Rahayu Saraswati.

Persaingan Sengit di Dapil Jakarta 2, Dapil Terkaya

Direktur Riset Charta Politika Indonesia Muslimin mengatakan, caleg petahana  diuntungkan karena lebih dikenal melalui kerja-kerja mereka selama di DPR.

Oleh karena itu, jika para caleg baru ingin terpilih, mereka perlu menajamkan kembali cara-cara berkampanye agar dapat menciptakan diferensiasi dengan kompetitor mereka. Ini agar publik mudah mengenali mereka.

”Hal itu perlu dilakukan karena banyaknya nama caleg dan euforia pemilu mendatang lebih berfokus pada pemilihan presiden dan wakil presiden sehingga masyarakat sulit menentukan pilihan pada sosok caleg,” kata Muslimin.

Khusus bagi Yusril, Grace, dan Lulung, perjuangan meyakinkan hati pemilih tak sebatas di DKI Jakarta 3. Namun, perjuangan harus pula dilakukan di dapil lain. Pasalnya, jika mengacu hasil survei sejumlah lembaga survei, raihan suara partai mereka, PBB, PSI, dan PAN, belum aman dari jerat ambang batas parlemen, yaitu 4 persen dari jumlah suara sah nasional.

Jika ambang batas itu tak terlampaui pada 17 April 2019, mereka tidak akan bisa menjadi anggota DPR, berapa pun besarnya suara yang diperoleh dari DKI Jakarta 3. (DIONISIO DAMARA)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Caleg DPRD DKI Jakarta yang terpilih dari dapil Jakarta 3 hanya menyisakan satu nama petahana.

Satu-satunya caleg petahana yang lolos dari dapil Jakarta 3 yakni Ida Mahmudah.

Adapun dapil Jakarta 3 meliputi Kecamatan Tanjung Priok, Pademangan dan Penjaringan, Jakarta Utara.

Kerasnya Pileg DPRD DKI Jakarta 2024 membuat PDIP harus kehilangan satu kursinya di dapil Jakarta 3 bila dibandingkan Pemilu 2019 silam.

Diketahui, pada Pemilu 2019, PDIP mendapatkan tiga kursi dari dapil Jakarta 3 yakni melalui Ida, Gani Suwondo Lie dan Steven Setia Budi Musa.

Nasib PDIP masih lebih baik jika dibandingkan dengan Partai Demokrat yang justru harus kehilangan kursinya di dapil Jakarta 3.

Pada Pemilu 2019 lalu, satu wakil Demokrat di dapil Jakarta 3 diduduki oleh Faisal, namun di 2024 ini tak ada satupun kader Demokrat yang berhasil lolos ke DPRD DKI dari dapil ini.

Kursi Demokrat yang hilang kini ditempati oleh PAN yang berhasil mengirim wakilnya dari sosok artis Bebizie Sri Mulyati.

Sementara itu, PKB juga menjadi parpol yang mendapatkan kenaikan kursi, dimana kini mereka memiliki dua kursi dari dapil Jakarta 3.

Sedangkan Gerindra, NasDem, PKS, dan PSI tetap mendapatkan satu kursi meski datang bukan dari sosok petahana.

Berikut ini TribunJakarta.com merangkum 9 caleg terpilih yang lolos dari dari dapil Jakarta 3;

1. Hengky Wijaya (PKB) 17.768 suara

2. Tri Waluyo (PKB) 17.590 suara

3. Alief Bintang Haryadi (Gerindra) 11.364 suara

4. Ida Mahmudah (PDIP) 11.780 suara

5. Brando Susanto (PDIP) 11.506 suara

6. Imammudin (NasDem) 12.815 suara

7. KH M. Sukbi (PKS) 12.378 suara

8. Bebizie Sri Mulyati (PAN) 15.521 suara

9. Bun Joi Phiau (PSI) 9.451 suara

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 3 disebut-sebut sebagai 'dapil neraka' mengingat persaingannya yang paling sengit pada dua pemilu sebelumnya. Daerah ini meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Riset dari LSDD mengungkapkan peta kekuatan caleg di Dapil DKI Jakarta 3 saat ini. Beberapa nama baru yang muncul sebagai 'rockstar' dinilai dapat menjadi kuda hitam di pemilihan legislatif mendatang.

Salah satu nama ialah politikus pendatang baru keturunan India yang terkenal dalam komunitasnya, Karan Sukarno Walia. Karan meraih dukungan kuat dalam hasil survei politik terbaru tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riset menunjukkan sekitar 24.000 masyarakat India di wilayah pemilihannya solid mendukung Karan Sukarno Walia sebagai calon anggota legislatif pada pemilu mendatang.

Situasi ini diprediksi menambah sengit pertarungan di Pemilu 2024, mengingat majunya Karan Sukarno Walia akan menambah perolehan Partai Golkar dari lumbung-lumbung suara yang selama ini belum tersentuh.

Menurut hasil survei, nama Karan masuk dalam salah satu jajaran calon legislatif yang mendapat dukungan terbanyak. Adapun hasil survei elektabilitas para caleg di Dapil DKI Jakarta 3 antara lain.

1. Ahmad Sahroni 53% (incumbent)

2. Adang Daradjatun 51,3% (incumbent)

3. Darmadi Durianto 34,5% (incumbent)

4. Charles Honoris 32,5% (incumbent)

5. Effendi Muara Sakti Simbolon 27,5% (incumbent)

6. Dian Istiqomah 27% (incumbent)

7. Kemas Ilham Akbar 26,3%

8. Jekson Ronald A Sibarani 24,8%

10. Kamrussamad 23,8% (incumbent)

11. Karan Sukarno Walia 22,5%

12. Moestafa Radja 21,5%

13. Maria Fylissia Priscilla 21%

14. Yuliana Putri Pawe 21%

15. Santoso 19% (incumbent)

Sebagai informasi, survei LSDD ini digelar pada 20 November-27 Desember 2022 terhadap 400 responden yang merupakan pemilih di dapil DKI Jakarta 3 Survei. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Multistage Random Sampling dengan Margin of Error 4,9%.

Simak juga 'Gerindra Sebut Putusan MK soal Pemilu Coblos Caleg Sesuai Harapan':

[Gambas:Video 20detik]

Seorang pejalan kaki melintas di deretan bendera partai politik peserta Pemilihan Umum 2004 yang dipasang di pagar pembatas jalan depan Stasiun Kereta Api Kota, Jakarta Barat (12/3). Sebanyak 141 caleg akan memperebutkan suara di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu (dapil DKI Jakarta 3).

Ketatnya persaingan meraih suara pemilih di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu terlihat dari penguasaan partai politik dan komposisi calon anggota legislatif di daerah pemilihan atau dapil DKI Jakarta 3. Pada tiga pemilu terakhir terdapat delapan partai politik yang mampu bersaing meraup dukungan di dapil DKI Jakarta 3.

Delapan partai itu ialah PDI-P, PKS, Demokrat, Gerindra, Nasdem, Golkar, PAN, dan PPP. Dari 24 kursi yang diperebutkan sepanjang Pemilu 2009-2019, PDI-P meraih yang terbanyak, yaitu 29,2 persen. Diikuti PKS dan Demokrat yang masing-masing merebut 16,7 persen serta Gerindra dengan 12,5 persen kursi DPR.

Pahami informasi seputar Pilkada 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.

Namun, dinamisnya persaingan antarpartai di dapil ini membuat hanya maksimal enam parpol yang mampu meloloskan wakilnya ke DPR. Pada Pemilu 2019, misalnya, hanya PDI-P, PKS, Gerindra, Demokrat, Nasdem, dan PAN yang berhasil meraih kursi DPR.

Sebelumnya, pada Pemilu 2014 juga ada enam partai yang bisa menembus Senayan. Keenam partai itu ialah PDI-P, PKS, Nasdem, Gerindra, Golkar, dan PPP. Adapun pada Pemilu 2009, tercatat lima partai, yaitu Demokrat, PKS, PDI-P, Golkar, dan Gerindra, yang meraup kursi DPR.

Jejak elektoral ini memberikan gambaran kekuatan dan peluang dalam memperebutkan suara di dapil DKI Jakarta 3. Dari aspek penguasaan suara, hanya ada tiga partai yang punya rekam jejak loyalitas elektoral pada tiga pemilu terakhir. Ketiganya ialah PDI-P, PKS, dan Gerindra.

Komposisi ini bertambah satu partai jika memasukkan variabel partai yang mampu merebut kursi di dua pemilu terakhir. Pada Pemilu 2014 dan 2019, Nasdem berhasil merebut satu kursi dari dapil DKI Jakarta 3.

Anggota DPR yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI, Charles Honoris, dari PDI-P menerima delegasi Kongres Amerika Serikat, Vern Buchanan, di Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Rabu (3/5/2023). Charles kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 3.

Kondisi ini sekaligus menggambarkan terbukanya peluang di luar keempat partai tersebut untuk meraup suara warga Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Potensi pertama datang dari partai-partai yang pernah meraih suara pada pemilu sebelumnya.

Pada kluster ini, ada Golkar dan Demokrat yang pernah mendapat kursi pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, tetapi belum beruntung mempertahankannya pada Pemilu 2019. Peluang lain datang dari PPP yang pernah meraih satu kursi pada Pemilu 2014.

Di luar Golkar dan PPP yang pernah meraih kursi DPR sebelum Pemilu 2019, peluang juga masih dapat diraih partai-partai lain. Salah satu strategi yang dilakukan partai-partai tersebut ialah memasang caleg-caleg berkualitas yang akan berlaga dalam memperebutkan suara pemilih.

Sejumlah caleg merupakan tokoh publik dan pesohor yang memiliki modal jaringan politik dan kapital. Harapannya, potensi elektoral caleg-caleg berkualitas tersebut dapat menghimpun suara bagi partai dan mendapatkan kursi DPR.

Anggota DPR yang juga anggota Dewan Penasihat PKS, Adang Daradjatun (tengah), saat pelantikan Dewan Penasihat PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta (20/1/2023). Adang kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 3.

Kubu petahana dapil Jakarta 3

Keberadaan petahana caleg seperti Dian Istiqomah akan menjadi tantangan berat bagi partai dan caleg lain untuk merih suara. Bersama Dian Istiqomah, lima caleg petahana lain akan kembali maju pada Pemilu 2024. Mereka ialah Darmadi Durianto (PDI-P), Charles Honoris (PDI-P), Ahmad Sahroni (Nasdem), Adang Daradjatun (PKS), dan Santoso (Demokrat).

Adapun dua caleg petahana lainnya tidak maju dan pindah dapil pencalonan. Kamrumsamad (Gerindra) akan mencalonkan dari dapil Jawa Barat 3, sementara Effendi Simbolon (PDI-P) tidak mencalonkan diri.

Baca juga: Persaingan Caleg Dapil DKI Jakarta 2 di Teritorial Petahana

Sebagaimana jejak elektoral partai, komposisi caleg petahana ini juga memberikan cerminan kekuatan dan peluang bagi para caleg dalam memperebutkan suara di dapil DKI Jakarta 3. Dari komposisi dan kekuatan caleg petahana ini, setidaknya ada tiga kursi DPR yang berpeluang besar diperebutkan karena dua caleg tidak mencalonkan lagi/pindah dapil serta satu caleg merupakan formatur penggantian antarwaktu (PAW).

Sementara lima kursi lainnya memiliki jejak penguasaan elektoral caleg petahana. Dari lima caleg ini, satu di antaranya memiliki penguasaan elektoral yang mengakar. Pada tiga pemilu terakhir, petahana Adang Darajatun (PKS) selalu berhasil lolos ke Senayan dengan perolehan suara yang cukup besar. Pada Pemilu 2019, Adang mendapat 115.649 suara. Jejak keterpilihan Adang dalam tiga pemilu terakhir ini sama dengan Efendi Simbolon (PDI-P).

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni (Nasdem) saat uji kelayakan calon hakim agung di Gedung Parlemen, Jakarta (27/3/2023). Sahroni kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 3.

Sedikit di bawahnya, ada tiga caleg petahana yang memiliki jejak elektoral pada dua pemilu terakhir. Ketiganya ialah Darmadi Durianto, Charles Honoris, dan Ahmad Syahroni yang berhasil menjadi anggota DPR pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 dari dapil DKI Jakarta 3. Sementara satu caleg, yaitu Santoso, baru terpilih pada Pemilu 2019.

Pada Pemilu 2024, kelima caleg petahana ini ditempatkan pada nomor urut strategis, yaitu nomor urut satu dan dua. Selain menempatkan pada nomor urut atas, strategi bertahan kubu petahana ini juga dilakukan dengan melapis caleg potensial untuk mempertahankan kursi.

Partai Gerindra, misalnya, menggantikan pencalonan Kamrumsamad dengan kader berbobot seperti Ahmad Riza Patria dan Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo. Riza Patria pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta (April 2020-Oktober 2022). Sebelum menjabat Wakil Gubernur DKI, Riza Patria juga merupakan anggota DPR sejak 2014.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria menyampaikan pidato perpisahan di Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat (16/10/2022). Riza Patria mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 3.

Caleg lain ialah Rahayu Saraswati. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini lima tahun lalu juga maju dari dapil DKI Jakarta 3. Meski belum beruntung melaju ke Senayan, Rahayu mampu meraih 79.801 suara. Perolehan suaranya waktu itu melampaui empat caleg yang terpilih sebagai anggota DPR.

Baca juga: Pertarungan Dinamis di Dapil Jabar V

Daya elektoral Rahayu sebagai caleg perempuan akan kembali diuji dalam meraup dukungan pemilih di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Tidak hanya untuk mengamankan kursi partai, tetapi juga membuka ruang keterpilihan perempuan karena dapil ini lebih banyak didominasi keterpilihan caleg laki-laki.

Pada Pemilu 2009, hanya satu caleg perempuan yang berhasil terpilih (12,5 persen). Wajah dapil maskulin ini semakin terlihat pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019, dengan semua caleg terpilih merupakan laki-laki. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi 54 caleg perempuan yang akan berlaga pada Pemilu 2024. (LITBANG KOMPAS)